Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Emergency Response System

Materi judul kali ini terlalu besar lingkup permasalahannya, dikarenakan banyak faktor penanganan pelayanan kondisi darurat sebagai kasus gawat darurat yang memerlukan penanganan bersifat darurat.

emergency response system Untuk memperkecil permasalahan kasus gawat darurat, maka materi artikel hanya mengangkat penanganan pelayanan gawat darurat dari unit gawat darurat (UGD) sebuah rumah sakit, agar manajemen rumah sakit memiliki ukuran target standar harus dicapai, agar efektifitas pelayanan gawat darurat rumah sakit bisa diukur.

Ketersediaan alat bantu menghitung tahapan penanganan pelayanan gawat darurat sangat dibutuhkan, untuk mengukur kinerja operasional sebuah unit gawat darurat (UGD) rumah sakit bersangkutan.

Alat bantu bisa berupa software rumah sakit dengan sub modul operasional terintegrasi pada unit komputer unit kerja gawat darurat rumah sakit, catatan response time diawali dari datangnya informasi tentang kondisi gawat darurat, dan atau datangnya kunjungan pasien dengan kebutuhan pelayanan darurat.



Secara sederhana dapat digambarkan dengan kronologi kejadian dari jam, menit dan detik awal mulai datang informasi penanganan pelayanan gawat darurat, dilanjutkan dengan jam, menit, detik penanganan medik yang dilakukan oleh tim medik. Dari kedua kondisi diatas diperoleh nilai waktu response time, berupa informasi berapa lama tingkat tanggap darurat dari tim medik didalam menanggapi sebuah kebutuhan pelayanan rawat darurat.

Setelah memperoleh penanganan medik, apabila tim medik membutuhkan pemeriksaan penunjang medik, maka akan diperoleh tingkat kebutuhan waktu, berupa berapa lama waktu dibutuhkan sejak penanganan medik dilakukan, hingga waktu melakukan order pemeriksaan penunjang medik.

Dari order pemeriksaan penunjang, hingga diperoleh hasil pemeriksaan penunjang medik, akan diperoleh tingkat kebutuhan waktu tim penunjang medik, didalam tugas fungsinya membantu menyediakan hasil akurat pemeriksaan, sebagai penunjang pelayanan rawat darurat.

Hasil pemeriksaan penunjang medik, menjadi landasan terbitnya diagnosis kondisi penyakit pasien, therapi medik dan tindakan medik lanjutan tim medik pelayanan rawat darurat.

Tindakan medik lanjutan tergantung diagnosis, therapi operator penanganan pelayanan medik, apakah dilanjutkan dengan bedah operasi, atau masuk perawatan khusus atau masuk rawat inap, dan atau dinilai cukup dan dirujuk ke insitusi pelayanan medik yang lebih baik dan lengkap fasilitas sarana dan prasarananya, dan atau malah bisa dipulangkan, kesemuanya tergantung kasus dan kondisi pasien.

personal emergency response systemKesimpulan : emergency response time system, memberikan manfaat informasi kinerja terukur sebuah unit kerja pelayanan gawat darurat rumah sakit, dan hal ini dapat diimplementasikan pada unit pelayanan rawat jalan, sehingga manajemen rumah sakit memiliki kontrol kinerja terukur dari dua unit kerja pelayanan medik yang merupakan ujung tombak pelayanan rumah sakit.

Baca : Query SQL Ke Excel Lewat Visual Basic


Sebagai kelengkapan dari Emergency Response System, diantaranya dilengkapi panduan manual standard operasional prosedur, sebagai pedoman untuk dipahami oleh semua operator lapangan.

Saat ini telah populer Personal Emergency Response System (PERS), menghubungkan kasus darurat dengan informasi medik pasien bersangkutan, tentunya membutuhkan infrastruktur tidak mudah dan tidak murah, tentu peluang besar bagi rumah sakit ditengah persaingan sengit jasa pelayanan kesehatan yang semakin meningkat.

Contoh kasus diatas hanya dengan lingkup sebuah unit kerja rumah sakit, akan semakin meningkat kompleksitasnya apabila emergency response system, diimplementasikan untuk penanganan tanggap darurat mengantisipasi adanya kejadian kebakaran atau bencana alam, tentunya melibatkan banyak institusi terkait, baik penanganan evakuasi, pengamanan wilayah bencana, dan penanganan sosial berikut dengan kebutuhan hidup para pengungsi.

Baca : LIS - Laboratory Information System

Semoga bermanfaat.